Meneladani Akhlak Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
12 Rabiul Awal Tahun Gajah bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu pada hari Senin, 20 April 571 Masehi. Tahun Gajah adalah tahun ketika pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah bin Shabah, Gubernur Jenderal Najasyi Habasyah di Yaman, menyerang. Namun, Allah SWT menghancurkan pasukan tersebut sebagai bentuk penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, sejak dalam kandungan beliau sudah ditinggalkan ayahnya, belum genap usia enam tahun sudah ditinggalkan ibunya.
Rasulullah Muhammad SAW merupakan nabi terakhir dan penutup dari seluruh nabi serta rasul yang diutus oleh Allah untuk umat manusia. Beliau adalah teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan, dan segala perbuatan, ucapan, serta perilakunya mengandung hikmah yang luar biasa. Kepribadian beliau yang mulia tidak hanya menjadi teladan bagi umat Islam, tetapi juga relevan bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman. Sebagai uswatun hasanah (contoh yang baik), beliau menunjukkan sikap-sikap mulia yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi, seperti dalam hubungan sosial, ekonomi, kepemimpinan, dan juga hubungan pribadi dengan Allah.
Usia 40 tahun, Rasulullah Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, dan seperti rasul-rasul lainnya, beliau memiliki sifat-sifat wajib yang pasti dimiliki oleh setiap nabi dan rasul. Sifat-sifat ini merupakan karakteristik yang tak terpisahkan dari diri seorang rasul yang membedakannya dari manusia biasa. Sifat-sifat wajib bagi para rasul adalah:
- Siddiq, artinya benar.
- Amanah, yang artinya dapat dipercaya.
- Tabliq, memiliki makna yakni menyampaikan wahyu.
- Fathonah, yang artinya yaitu cerdas, pandai dan bijaksana.
Selain sifat wajib tersebut, Rasulullah Muhammad SAW juga memilikli Akhlaq mulia yang bisa kita jadikan pedoman dan suri tauladan agar kita senantiasa berakhlaq baik sesuai dengan ajaran-Nya. Hal ini didasarkan dalam hadist yang berbunyi: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kesalehan akhlak.” (HR. Bukhari dan Abu Hurairah r.a.).
Dalam kitab Shifat Al-shafwah menjelaskan contoh keteladanan akhlak rasulullah dalam 5 aspek kehidupan.
- Pertama Rasul tidak pernah sombong.
- Kedua Rasul tidak pernah berlaku kasar, tidak pernah berteriak ataupun melakukan hal hal buruk, beliau adalah orang yang lemah lembut hatinya.
- Ketiga Rasul mempunyai sifat toleran.
- Keempat Rasul mempunyai sifat dermawan.
- Dan yang terakhir Rasul mempunyai sifat cinta sesama.
Kemuliaan akhlak rasul tersebut tergambar melalui kisah ketika beliau berhadapan dengan seorang pengemis buta. Dikisahkan saat nabi Muhammad tengah menyebarkan ajaran agama Islam, terdapat seorang pengemis buta yang selalu menghina dan membenci Rasulullah, bahkan ia tidak segan-segan untuk menghasut orang lain agar membenci rasul. Jika ada seseorang yang mendekatinya, pengemis buta tersebut akan berkata “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya!”.
Hal itu terus menerus dikatakan oleh si pengemis buta kepada seseorang yang setiap hari memberikannya makanan bahkan menyuapinya. Kemudian pada suatu hari, ia merasa sangat kelaparan karena seseorang yang biasa memberikannya makanan dan mendengar ujaran kebenciannya kepada nabi Muhammad tidak kunjung menemuinya.
Pada hari berikutnya, ada seseorang yang kembali mendatangi pengemis buta tersebut dan menyuapinya. Namun si pengemis tersebut sadar bahwa orang yang menyuapinya kali ini sangat berbeda dengan seseorang yang sering menyuapinya selama ini. Lalu ia pun berkata “Siapakah kamu? Kamu bukanlah orang yang biasa mendatangiku”.
Orang itupun menjawab Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya. Namaku Abu Bakar. Orang mulia yang biasa memberimu makan itu telah meninggal dunia. Dia adalah nabi Muhammad SAW”.
Jawaban tersebut sontak membuat si pengemis buta tersebut kaget dan merasa sangat menyesal telah memperolok nabi Muhammad, seseorang yang jelas-jelas selalu ia caci maki namun tetap memberikannya perhatian selama ini. Kemudian iapun tersadar bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang memiliki akhlak sangat mulia. Beliau adalah pribadi yahg selalu bersabar dan ikhlas dalam menebar kebaikan bagi banyak orang.
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surat AZ-Zumar Ayat 10:
قُلۡ يٰعِبَادِ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوۡا رَبَّكُمۡ ؕ لِلَّذِيۡنَ اَحۡسَنُوۡا فِىۡ هٰذِهِ الدُّنۡيَا حَسَنَةٌ ؕ وَاَرۡضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ؕ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوۡنَ اَجۡرَهُمۡ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.
Berdasarkan kisah tersebut, semoga kita senantiasa bisa mencontoh dan mengambil hikmah dari akhlak mulia Rasulallah Muhammad SAW saat menebarkan kebaikan. Meski kadang menerima perlakuan yang zolim, namun kita harus tetap ikhlas dan bersabar dalam menegakan kebaikan tersebut.
Marilah sama-sama berdo’a agar kita bisa meneladani akhlaq Rasulallah Muhammad SAW dan mencintai beliau diatas segalanya. Semoga kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan termasuk golongan orang yang dirindukan masuk surga bersama Rasulullah Muhammad SAW.
Sumber: “Kumpulan pidato Bahasa Indonesia PORSADIN Tahun 2022”
“Sirah Nabawiayah Syaikh Shafiyyurrahman AL-Mubarakfuri”
“Shifat Al-shafwah Ibnu Al-Jauzi, Jamaluddin Abi al-Faraj”
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!