Menyongsong Ramadan 1445 H: Menjaga Persatuan di Tengah Perbedaan Pilihan
Bismillāhirraḥmānirraḥīm.
Bulan suci Ramadan semakin dekat, dan kita sebagai umat Muslim harus menyongsong kedatangannya dengan hati yang tulus dan penuh persiapan. Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus selama sepanjang hari, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Seiring dengan mendekatnya bulan Ramadan, kita juga baru saja melalui proses pemilihan presiden yang penuh dengan dinamika dan perbedaan pendapat. Hasil pemilu seringkali menimbulkan perasaan senang di pihak yang merasa menang, namun juga bisa menimbulkan kekecewaan di pihak yang kalah. Alhasil, perdebatan bahkan pertengkaran di lingkungan kerja dapat terjadi. Di sinilah pentingnya kita sebagai umat Muslim untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 10:
innamal-mu’minûna ikhwatun fa ashliḫû baina akhawaikum wattaqullâha la‘allakum tur-ḫamûn
yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat ini mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga persaudaraan di antara sesama Muslim. Terlebih lagi, dalam menyongsong bulan suci ramadhan, kita harus berupaya untuk menjauhkan diri dari konflik dan perselisihan. Salah satu bentuk perselisihan yang sering terjadi di tempat kerja adalah perbedaan pilihan politik. Kita harus memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk memiliki pendapat dan pilihan politiknya sendiri. Namun, hal ini tidak boleh menjadi penyebab konflik di antara kita. Apalagi menghasut orang lain agar menimbulkan perpecahan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad:
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (al-qattāt).” (H.R. Al-Bukhari : 6056 ; Muslim : 105)
Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- memberitahukan ancaman keras kepada pelaku adu domba, yaitu orang yang menyampaikan perkataan di antara manusia dengan tujuan menimbulkan kerusakan. Al-qattāt artinya “an-nammām” (pengadu domba). Perbuatan ini termasuk dosa besar berdasarkan hadis tersebut.
Hadis ini menegaskan larangan bagi kita untuk menyebarkan fitnah atau menciptakan konflik di antara sesama Muslim. Sebagai gantinya, kita harus berusaha untuk mempererat tali persaudaraan dan membangun hubungan yang saling menghormati.
Tips menghindari konflik
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik atau pertengkaran akibat perbedaan pilihan di tempat kerja:
- Hindari Pembicaraan Politik yang Sensitif : Batasi diskusi politik di tempat kerja dan hindari membahas isu-isu yang dapat memicu konflik.
- Jaga Etika Komunikasi : Saat berdiskusi, jaga sikap dan kata-kata agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Dengarkan dengan baik dan hargai pandangan orang lain.
- Prioritaskan Keharmonisan : Ingatkan diri sendiri bahwa keharmonisan di tempat kerja lebih penting daripada perbedaan pendapat politik.
- Fokus pada Tujuan Bersama : Ingatkan diri dan rekan kerja bahwa tujuan utama kita di tempat kerja adalah untuk bekerja sama mencapai hasil yang baik.
- Jauhi Ghibah (Gossip) : Hindari berkomentar negatif atau menyebarkan informasi yang tidak benar tentang orang lain, terutama terkait dengan pilihan politik mereka.
- Berpegang pada Prinsip-Prinsip Islam : Selalu ingatkan diri untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dalam berinteraksi dengan sesama.
Oleh karena itu, menyongsong bulan Ramadan yang suci ini, marilah kita bersama-sama berupaya untuk memperbaiki diri, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan menghindari konflik yang tidak bermanfaat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!