Sebagai hamba Allah yang lemah, kita wajib menyadari bahwa segala nikmat dan karunia yang kita rasakan setiap hari hanyalah datang dari-Nya. Kesadaran ini hendaknya melahirkan rasa syukur yang tulus dalam hati, sebagai bentuk pengakuan bahwa segala sesuatu yang kita miliki—baik harta, kesehatan, waktu, kesempatan, maupun ilmu—bukanlah hasil semata dari usaha pribadi, melainkan anugerah dari Allah subḥānahu wa taʿālā.
Allah telah menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
ࣙالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا
“Yang kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”
(QS. Al-Furqan: 2)
Ayat ini mengingatkan bahwa Allah adalah pemilik mutlak alam semesta, tidak ada yang menyamai-Nya dalam kekuasaan dan tidak satu pun dari makhluk-Nya yang luput dari perhitungan-Nya yang sempurna. Maka sudah sepatutnya manusia sebagai makhluk yang lemah dan terbatas, bersandar penuh kepada-Nya dan selalu bersyukur atas segala ketentuan dan nikmat-Nya.
Rasa Syukur sebagai Kunci Kehidupan
Syukur bukan hanya ucapan di lisan, namun juga harus hadir dalam hati dan diwujudkan melalui amal perbuatan. Allah menegaskan pentingnya rasa syukur dalam berbagai ayat, salah satunya dalam:
“…dan hendaklah kalian bertakbir (memuji Allah) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, agar kalian bersyukur.”
(QS. Al-Baqarah: 185)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap petunjuk dan nikmat dari Allah selayaknya disambut dengan takbir dan rasa syukur, sebagai tanda pengagungan dan penghambaan kepada-Nya. Dengan bersyukur, jiwa menjadi lebih tenang, hidup terasa lebih bermakna, dan berbagai nikmat yang kita terima pun akan bertambah.
Allah berjanji dalam firman-Nya:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini menjelaskan bahwa syukur adalah sebab bertambahnya nikmat, sedangkan kufur terhadap nikmat (tidak bersyukur) menjadi penyebab datangnya azab. Maka, bersyukur sejatinya bukan hanya ekspresi keimanan, tetapi juga investasi spiritual yang membawa keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Wujud Nyata Syukur
Syukur tidak berhenti pada hubungan vertikal antara hamba dan Tuhannya. Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ
“Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.”
(HR. Abu Dawud)
Hadis ini menunjukkan bahwa rasa syukur juga harus diwujudkan dalam hubungan sosial. Menghargai bantuan orang lain, mengucapkan terima kasih, dan memperlakukan sesama dengan baik merupakan bagian dari manifestasi syukur yang nyata. Dengan begitu, kita tidak hanya membangun kedekatan dengan Allah, tetapi juga mempererat hubungan dengan sesama manusia.
Tips Memperbanyak Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk membantu kita lebih konsisten dalam bersyukur, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
- Merenungkan Nikmat yang Diberikan Allah
Setiap hari, luangkan waktu beberapa menit untuk merenungkan nikmat yang Allah berikan, baik yang besar maupun yang kecil. Kesehatan, udara yang kita hirup, dan keluarga yang kita cintai adalah sebagian kecil dari anugerah-Nya. - Mengucapkan Alhamdulillah dalam Setiap Keadaan
Biasakan mengucapkan Alhamdulillah setiap kali mendapatkan nikmat, baik dalam kebahagiaan maupun ketika menghadapi ujian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Jika dia mendapat kebahagiaan, dia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika dia ditimpa musibah, dia bersabar, maka itu juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim) - Menolong Sesama
Dengan membantu orang lain, kita akan lebih sadar bahwa nikmat yang kita miliki harus disyukuri dan dimanfaatkan untuk kebaikan. Allah mencintai hamba-Nya yang membantu sesama dan menjadi perantara bagi orang lain. - Menjaga Ibadah dan Memperbanyak Dzikir
Dengan menjaga shalat, berdoa, dan memperbanyak dzikir, hati kita akan lebih mudah merasakan kebesaran Allah, sehingga kita menjadi hamba yang lebih bersyukur.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, insya Allah kita akan menjadi pribadi yang selalu bersyukur, baik dalam suka maupun duka. Hidup kita akan dipenuhi dengan keberkahan, ketenangan, dan kebahagiaan yang berkelanjutan, baik di dunia maupun di akhirat.
Rasa syukur merupakan fondasi penting dalam kehidupan seorang Muslim. Ia menguatkan keimanan, menenangkan jiwa, dan menjadi sebab turunnya keberkahan. Maka marilah kita berlatih untuk senantiasa bersyukur, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, dengan lisan, hati, dan perbuatan. Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur dan dijauhkan dari sifat kufur nikmat.
Semoga kita termasuk dalam golongan hamba yang senantiasa bersyukur dan mendapatkan tambahan nikmat serta ridha dari Allah subhanahu wa ta’ala.
-Jaka Indarta DSP-