Tag Archive for: Dwi Susilo Nugroho

Kita menyadari bahwa Allah SWT Maha Besar, sementara kita hanyalah makhluk yang kecil dan lemah. Kita adalah hamba yang hina, tidak memiliki daya dan kekuatan sedikit pun kecuali karena pertolongan, kebesaran, dan kekuatan dari Allah semata.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Baik nikmat yang terlihat, seperti kesehatan, rezeki, dan keluarga, maupun nikmat yang tidak tampak, seperti iman, ketenangan hati, dan lindungan dari keburukan.

Bersyukur bukan hanya dengan lisan, tetapi juga dengan hati dan amal perbuatan. Mengakui bahwa segala yang kita miliki adalah titipan dari Allah, dan menggunakan nikmat itu untuk hal-hal yang diridhai-Nya, adalah bentuk syukur yang hakiki.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 152:

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

Ayat ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa syukur mendatangkan rahmat, sementara kufur nikmat hanya akan mengundang murka dan kesempitan hidup.

Bersyukur adalah salah satu sikap yang dianjurkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh para nabi-Nya. Ketika seorang Muslim yang beriman mendapatkan kesenangan, kenikmatan, atau anugerah dari Allah SWT, rasa syukur seharusnya menjadi respons pertama yang muncul dalam hati, diucapkan melalui lisan, dan diwujudkan dalam tindakan.

Dengan bersyukur, seseorang tidak hanya menunjukkan rasa terima kasihnya kepada Sang Pencipta, tetapi juga membuka pintu bagi nikmat yang lebih besar. Allah SWT telah berjanji dalam firman-Nya bahwa barang siapa yang bersyukur, maka Dia akan menambah nikmat tersebut.

Oleh karena itu, bersyukur bukan hanya sebatas ucapan, tetapi harus diiringi dengan kesadaran penuh bahwa setiap nikmat datang dari Allah SWT dan patut dijaga serta dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an QS. Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Syukur merupakan amalan hati yang membawa seseorang pada rasa damai, tenteram, dan bahagia. Dengan bersyukur, seseorang tidak hanya merasakan ketenangan batin, tetapi juga membuka pintu kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Selain itu, syukur menjadi sebab datangnya pahala dan bertambahnya nikmat dari Allah SWT. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam Al-Qur’an bahwa “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu.”

Dengan menanamkan rasa syukur dalam hati, seseorang akan lebih mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lapang dada, penuh keikhlasan, dan optimisme.

Inilah janji Allah SWT, dan ingatlah, Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Sebaliknya, ketika ditimpa kesusahan atau musibah, janganlah kita berputus asa, apalagi sampai berpikir untuk mengakhiri hidup. Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk tetap bersyukur dan bersabar dalam menghadapi segala ujian hidup.

Mungkin ada yang bertanya, “Mengapa kita harus bersyukur ketika ditimpa musibah?”

Jangan salah. Di balik setiap kesusahan, cobaan, atau musibah yang menimpa, selalu tersimpan segudang hikmah dan kebaikan. Mungkin kita belum memahaminya sekarang, tetapi yakinlah bahwa tidak ada takdir Allah yang sia-sia.

Musibah bisa menjadi:

  • Pengingat agar kita kembali kepada-Nya,
  • Pelajaran agar kita lebih bijak dalam menjalani hidup,
  • Jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan kesabaran dan tawakal.

Dengan memadukan syukur dan sabar, hati kita akan lebih tenang, ikhlas, dan mampu melihat cahaya hikmah di balik setiap ujian. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Maka dari itu, marilah kita jalani setiap fase kehidupan ini—baik suka maupun duka—dengan penuh rasa syukur dan sabar. Karena keduanya adalah kunci ketenangan hati dan jalan menuju ridha Allah SWT.

-Dwi Susilo Nugroho DSP UII