Kejujuran dalam Bekerja
Kejujuran merupakan karakter luhur yang menjadi dasar utama bagi setiap pekerjaan yang bernilai dan membawa keberkahan. Dalam konteks profesional, kejujuran tercermin dalam pelaksanaan tugas secara amanah, tanpa melakukan pengurangan, penambahan, maupun manipulasi dalam bentuk apa pun. Nilai kejujuran juga menjadi pondasi fundamental dalam membangun kepercayaan dalam setiap bentuk interaksi maupun transaksi dengan pihak lain.
Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 119:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.”
Ayat ini adalah perintah untuk selalu bersikap jujur dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan. Ketika kita bekerja dengan jujur, Allah akan memberikan keberkahan pada rezeki yang kita peroleh. Sebaliknya, rezeki yang dihasilkan dari ketidakjujuran akan menjadi sumber keburukan dan hilangnya keberkahan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda:
التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ، وَالصِّدِّيقِينَ، وَالشُّهَدَاءِ
“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang jujur (shiddiqin), dan para syuhada di hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi, no. 1209)
Hadis ini menunjukkan bahwa profesi sebagai pedagang tidak hanya bernilai duniawi, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang tinggi apabila dijalankan dengan integritas. Kejujuran dan amanah dalam berdagang bukan hanya tentang tidak menipu atau tidak mengurangi timbangan, melainkan juga mencakup kesungguhan dalam memenuhi janji, transparansi dalam harga dan kualitas barang, serta menjauhkan diri dari praktik curang atau merugikan pembeli.
Kedudukan mulia yang dijanjikan – yaitu bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada – menunjukkan betapa besarnya pahala dan penghargaan dari Allah SWT terhadap para pedagang yang menjaga kejujuran dan amanah dalam aktivitas usahanya. Hal ini sekaligus menjadi motivasi bagi umat Islam agar tidak hanya fokus pada keuntungan materi, tetapi juga senantiasa menjaga nilai-nilai etika dan moral dalam menjalankan profesi apa pun, khususnya dalam berdagang.
Kejujuran bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijaga, terutama di tengah berbagai tekanan dan tantangan kehidupan. Sering kali kita dihadapkan pada pilihan yang menggoda: mengambil jalan pintas, meraih keuntungan sesaat, atau mengabaikan prinsip demi hasil instan. Namun demikian, seorang Muslim yang menyadari bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi setiap gerak-geriknya, akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan lebih mudah menahan diri dari perbuatan yang tidak jujur.
Kejujuran sejatinya adalah cerminan dari kekuatan iman dan keteguhan hati. Ia menuntut konsistensi, keberanian, dan pengorbanan. Tidak jarang orang yang jujur harus bersabar menghadapi kerugian materi atau penilaian yang keliru. Namun, kejujuran akan selalu membawa keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, marilah kita berupaya untuk menjadi pribadi yang jujur, amanah, dan ikhlas dalam menjalankan setiap tanggung jawab yang diamanahkan kepada kita. Bekerja dengan penuh integritas bukan hanya akan membawa rezeki yang halal dan berkah, tetapi juga menghadirkan kebahagiaan batin, ketenangan hati, dan kepercayaan dari orang lain.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah kita, memudahkan kita untuk menjaga kejujuran dalam setiap aspek kehidupan, serta melindungi kita dari sifat-sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
-Sriyono DSP-